Kamis, November 26, 2009

Sang Kekasih












Senja itu kulangkahkan kakiku ke ujung Kota. Ke pantai di utara kota.
Satu-satunya tempat dikota ini yang belum pernah kusinggahi bersamamu. Kuarahkan pandanganku ke ufuk barat, jingga menyala.
 

Aku duduk dipantai berpasir putih itu,  Menikmati setiap gerak alam dihadapan mata. Mencoba melepas semua rasa kepada ombak yang menghampiriku, semoga ombak kan membawanya pergi ke tangah laut.

Tiba-tiba kumerasa, seseorang duduk disampingku. Aku menoleh. Kamu.
Membuatku sedikit terkejut.
Kembali seribu kebetulan-kebetulan dalam hidup kita bekerja.

Aku kembali menatap laut.

Hening... hanya ada deru ombak, bahkan hela nafas kita pun seakan kenyap.
.....................................................
" Hai " katamu melelehkan kebekuan kita
" Hai" balasku
( Dan aku tahu engkau akan segera bertanya " Apa Kabar ??".......)
" Apa kabar ?? " Tanyamu
Dan yang kujawab seperti biasa " Baik "
(Tapi kali ini tidak akan kulontarkan pertanyaan untukmu seperti biasa " Kamu sendiri pa kabar??" )
Tidak..tidak..tidak ada tanya jawab basa basi hari ini. Maka aku memilih diam.

Hening kembali.... Matahari masih berwarna jingga dan menerpa wajah kita.

Kulirik kamu, menatap laut dengan khusyuk..
" Kamu ngapain disini ?? " Tanyamu lagi...
" Hmm.. membuang kesedihan. Kesedihan yang terus meteror hidupku akhir-akhir ini. Dan aku harap akan aku tuntaskan hari ini. Di pantai ini, akan kuleburkan ia dilaut. Hingga dia lupa untuk kembali dan aku lupa pernah memilikinya... "


" Kamu sudah memaafkanku kan ?? " Tanya mu...
" Bukankah kita memang sudah memaafkan ?? " aku balik bertanya padamu.
" Tapi kamu masih ....."
" Aku manusia.Aku bisa jatuh cinta dan bisa sakit hati. Aku bisa bahagia dan bisa pula berduka..... " Jawabku cepat.Kamu menunduk.. Menekuri pasir dibawah kakimu.

Hening lagi.... awan berarak-arak . Seakan melukis seluruh kenangan yang ada. Bahagia. Sedih. Amarah. Cinta. Pengkhianatan. Pemaafan.

" Aku kesini juga ingin membuang rasa bersalah yang terus menggerogoti bathinku. Menyiksa malam-malamku.... " katamu lirih. Lebih mirip kata-kata untuk dirimu sendiri...
" Bukankah kita sudah saling memaafkan ?? " tanya ku. retoris.

Hening kembali menyergap.....
" Aku masih sayang kamu.. " kata-katamu terlontar begitu saja
" Aku juga masih sayang kamu.. " balasku cepat dan datar.
Kamu nampak terkejut dengan reaksi tiba-tibaku.
" kamu tahu betapa sayang aku sama kamu. dari dulu. Dan kamu tahu, aku tidak mudah buat aku untuk berpaling dari perasaan ini.... lantas kenapa jika sekarang kita masih sayang ?? Aku dan kamu juga pernah saling sayang dulu. Dan semua berakhir menyakitkan. Rasa sayang ini tidak akan membawa kita kemana-mana. .. " jawabku sedikit menggebu. Untaian rasa yang terendap begitu lama.
Kamu kembali terkesiap..
" Kenapa tidak kita coba kesempatan kedua " katamu
" Hmm untuk apa? jika yang kita miliki masih sama. Rasa sayang yang dulu. Rasa sayang yang masih mampu untuk menyakiti dan mengkhianati. Rasa sayang saja tidak pernah cukup untuk kita membawa ini. "
" Lantas... ?? "
" Hayati saja apa yang kamu rasakan hingga kamu tahu apa selain rasa sayang itu "
" Aku yakin kita bisa.. " kamu bersikukuh rupanya
"Yakinkan aku.. "
Suara SANG KEKASIH memanggil dari langgar di ujung desa. Aku beranjak meninggalkanmu, kekasih yang mungkin menyakiti, kepada SANG MAHA KASIH YANG TIDAK PERNAH MENYAKITI